LAPORAN KULIAH LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) _ "PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN"

LAPORAN KULIAH LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN
LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN

Senin, 15 Januari 2018

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan yang diampu oleh:

Dr. H. Hudiana Hernawan, M.S

Siti Nurkamilah, M. Pd.

Disusun Oleh:

Fitriani Dewi S                      15542030
Raisya Fajriani                       15543004
Riri Nur Syiam                      15543013
Siti Rosidah                           15544011
Yaman Hidayat                     15544014

Kelas : 3-B



FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT

2018






PRAKTIKUM 4

Judul              : Pemeriksaan Hemoglobin
Hari/Tanggal : Senin/15 Januari 2018
I.              Tujuan
Untuk memeriksa dan mengetahui kadar Hemoglobin pada darah.
II.           Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
No.
Alat
Fungsi
1.
Jarum bersayap/kupu-kupu

Digunakan untuk pengambilan darah atau pengambilan sampel darah
2.
Pipet tetes

Digunakan untuk membantu mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
3.
Haemometer Sahli

Digunakan untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah berdasarkan satuan warna
4.
Pengaduk

Digunakan untuk mengaduk sampel darah dan HCl sampai homogen.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Bahan
Fungsi
1.
Darah Praktikan

Berfungsi sebagai sampel yang akan diuji kadar hemoglobinnya.
2.
HCl 0,1 N

Berfungsi sebagai larutan pengencer untuk menghitung kadar hemoglobin.

III.        Cara Kerja
                       1.          Disiapkan alat dan bahan.
                       2.          Diisi tabung sahli dengan HCl 0,1 N sampai tanda batas angka 2 (± 5 tetes).
                       3.          Dilakukan sterilisasi lokal dengan kapas alkohol 70%.
                       4.          Dilakukan tusukan pada vena.
                       5.          Diambil darah dengan menggunakan pipet sahli sebanyak 20µL.
                       6.          Dimasukan segera pada tabung sahli yang berisi HCl 0,1 N.
                       7.          Dicampur sampai homogen.
                       8.          Diencerkan isi tabung dengan aquadest sampai dengan menyamai warna standar. Batang pengaduk jangan diangkat sebelum pengenceran selesai.
                       9.          Diamati kadar hemoglobin
IV.        Landasan Teori
Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi ekstasel  cair yang disebut plasma. Sekitar lima liter didorong oleh kontraksi ritmis jantung pada gerakan rata-rata orang dewasa dalam satu arah di dalam sistem sirkulasi tertutup. Unsur berbentuk yang beredar dalam  plasma adalah eritrosit (sel darah merah). Leukosit (sel darah putih), dan trombsit (Mescher 2010).
Terdapat dua kelas sel yang tersebar diseluruh plasma darah, yaitu sel darah merah yang mengangkut oksigen, dan sel darah putih yang berfungsi dalam pertahanan tubuh,. Meskipun sel darah merah berukuran sangat kecil, sel itu mengandung sekitar 250 juta molekul hemoglobin,sejenis protein pengikat dan pembawa oksigen yang mengandung besi. Baru-baru ini para penelitian telah menemukan bahwa hemoglobin juga berikatan dengan molekul gas nitrat oksida (NO) selain dengan 02. Ketika sel darah merah lewat melalui hamparan kapiler paru-paru, insang, atau organ respirasi linnya, oksigen akan berdifusi ke dalam eritrosit dan hemoglobin akan berikatan dengan 02 dan NO. Hemoglobin akan membongkar muatan nya dalam kapiler sirkuit kapiler, sehingg dapat mengembang. Hal tersebut mungkin berperan dalam membantu  mengirimkan 02 ke sel (Campbell,2004).
Hemoglobin  merupakan suatu senyawa kompleks globin yang dibentuk 4 sub unit, masing-masing mengandung suatu gugusan hemoglobin yang dikonjugasi ke suatu polipeptida. Hemoglobin adalah turunan porofirin yang mengandung zat besi (Fe). Hemoglobin menjadi satu dengan oksigen udara yang terdapat di dalam paru-paru hingga terebentuk yaitu oksihemoglobin, yang nantinya melepaskan oksigen menuju sel-sel jaringan tubuh. Proses oksihemoglobin memerlukan besi dalam bentuk ferro didalam molekul hemoglobin. Oksigen yang terikat jumlahnya sama dengan jumlah atom besi. Tiap gram hemoglobin akan mengangkut sekitar 1,34 ml oksigen. (Frandson, 1993). Maka dari itu besi penting dalam pembentukan hemoglobin, myoglobin, dan substansi lainnya seperti sitokrom oksidase, peroksidase, dan katalase (swali,2013).
Kadar hemoglobin rendah juga dapat disebabkan oleh kehilangan darah, yang dapat terjadi karena : perdarahan dari luka, perdarahan pada pencernaan atau saluran kemih, sering donor darah, periode menstruasi yang berat, serta mimisan.
Beberapa factor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu sebagai berikut (sopny,2010) :
a.             Kecukupan besi dalam tubuh
Besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, sehingga anemia defisiensi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien esensial dalam memproduksi hemoglobin yang berfugsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernapasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernapaan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan myoglobin dalam sel otot.
b.            Metabolism besi dalam tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin 150 mg, phorphyrin cytocthrome, hati, limpa sumsum tulang (< 200-1500 mg). ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolic dan bagian yang merupakan cadangan. Metabolism besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.
Kadar hemoglobin dalam darah maupun kerja atau fungsi haemoglobin yang optimal dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal meliputi (Rindamusti,2012) :
a.       Makanan atau gizi
Zat-zat atau komponen gizi yang terdapat dalam makanan yang dimakan digunakan untuk menyusun terbentuknya haemoglobin yaitu Fe (zat besi) protein.
b.      Fungsi jantung dan paru
Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Dalam darah terdapat haemoglobin yang membawa oksigen keseluruh tubuh sebgai pembentukan energi. Sedangkan paru berfungsi untuk menghisap oksigen dari udara luar yang kemudian disuplai ke aliran darah dengan adanya ikatan antara haemoglobin dan paru mempengruhi kerja jantung yang optimal.
c.       Fungsi organ tubuh lain
Misalnya fungsi hepar dna ginjal yang membantu dalam proses pembentukan eritrosit dan haemoglobin.
d.      Merokok
Menurut Giam,C.K dan the K.(1993:47) merokok mengurangi kelembaban haemoglobin membawa oksigen dari darh. Juga pengaliran darah ke organ –organ vital dan jaringan-jaringan (seperti jantung,otak dan otot) akan berkurang. Secara timbulnya stress terhadap organ-organ vital, seperti jantung.
e.       Penyakit yang menyertai
Penyakit yang diderita membutuhkan lebih banyak zat gizi dan oksigen untuk pembentukan energi guna penyembuhan penyakit yang di derita.
Haemoglobin dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.  Myoglobin berperan sebgai reservoir oksigen : menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebnyak kurang lebih 85% besi tubuh berada didalam hemoglobin (sunita,2001).

V.           Hasil Pengamatan

Dibaca kadar HB dengan melihat volume dalam tabung reaksi dengan membandingkan pada warna standar. Diperoleh kadar Hb salah seorang praktikan perempuan sebesar 130/19 mLg.
VI.        Pembahasan
Pada saat praktikum metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode dengan menggunakan haemometer sahli untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) karena metode ini dilakukan dengan cara sederhana, namun tetap membutuhkan keterampilan dan ketelitian dalam pengamatan angka Hemoglobin (Hb).
Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisi dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlirid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena yang membandingkan dalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat berpengaruh. Di samping faktor mata, faktor lain, misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat memengaruhi hasil pembacaan. Meskipun demikian untuk pemeriksaan di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih atau pemeriksaan dilapangan, metodi sahli ini masih memeadai (Sopny, 2011).
Berdasarkan hasil pengamatan tentang kadar Hemoglobin (Hb) pada sampel salah seorang praktikan perempuan didapat kadar Hemoglobin (Hb) 130/19 mLg. Di dalam 100 cc darah mengandung 130mL Hb dan di dalam 100 mL darah mengandung 19 gr Hb. Batas normal kadar hemoglobin perempuan adalah 14gr-18gr. Kadar Hb salah seorang praktikan perempuan dinyatatakan melebihi range normal, tetapi masih dapat dikatakan normal.
VII.     Simpulan
Dari sampel darah salah seorang praktikan perempuan didapatkan kadar Hemoglobin 130/19 mLg. Maka darah praktikan tersebut dinyatakan normal.




DAFTAR PUSTAKA
Nurahmah, Vita. 2016. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Metode Sahli. [online] Tersedia   : https://vitavitanuramanah.wordpress.com/2016/04/04/pemeriksaan-kadar-hemoglobin-metode-sahli/. Diakses tanggal 18 Januari 2018.



LAMPIRAN







Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN "PROSES OKSIDASI DAN PROSES RESPIRASI"

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN "AKTIVITAS ENZIM AMILASE"