LAPORAN KULIAH LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN "KARDIOVASKULAR (EKG)"
LAPORAN KULIAH LABORATORIUM
FISIOLOGI HEWAN
LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)
KARDIOVASKULAR (EKG)
Senin, 15 Januari 2018
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Fisiologi Hewan yang diampu oleh:
Dr. H. Hudiana Hernawan, M.S
Siti Nurkamilah, M. Pd.
Disusun Oleh:
Fitriani Dewi S 15542030
Raisya Fajriani 15543004
Riri Nur Syiam 15543013
Siti Rosidah 15544011
Yaman Hidayat 15544014
Kelas : 3-B
FAKULTAS ILMU
TERAPAN DAN SAINS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
INSTITUT
PENDIDIKAN INDONESIA
GARUT
2018
PRAKTIKUM 5
Judul : Cardiovaskular (Kontraksi Otot
Jantung) (EKG)
Hari/Tanggal :
Senin/15 Januari 2018
I.
Tujuan
Mengetahui aktivitas jantung dengan menggunakan alat
EKG.
II.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
Alat
|
Fungsi
|
Peralatan
EKG
|
Untuk
dapat membantu mendiagnosis
berbagai kondisi kesehatan seperti aritmia jantung, pembesaran jantung,
peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis), dan penyakit jantung koroner.
|
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
|
Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
EKG
Cream
|
Untuk membersihkan bagian tubuh
yang akan di periksa.
|
2.
|
Alkohol
70%
|
Untuk
mengsterilkan daerah yang akan diperiksa.
|
3.
|
Kapas
|
Sebagai
alat bantu untuk membersihkan bagian yang akan di periksa.
|
III. Cara Kerja
1.
Prosedur penggunaan alat EKG.
a.
Bersihkan bagian tubuh yang akan di
priksa dengan menggunakan kapas beralkohol 70%.
b.
Setelah alkohol kering, Setelah alkohol
kering oleskan EKG krim pada bagian yang dimaksud (dada, pergelangan tangan dan
kaki).
c.
Pasang elektroda pada dada, pergelangan
tangan dan kaki sesuai dengan kode warna Elektroda pada tabel dibawah:
Warna
|
Kode
|
Tempat
|
Warna
|
Kode
|
Tempat
|
Merah
|
R
|
Lengan Kanan
|
Putih
|
RA
|
Lengan kanan
|
Kuning
|
L
|
Lengan
Kiri
|
Hitam
|
LA
|
Lengan kiri
|
Hijau
|
F
|
Kaki
kanan
|
Merah
|
LL
|
Kaki kiri
|
Hitam
|
N
|
Kaki
kiri
|
Biru
|
RL
|
Kaki Kanan
|
Putih /Merah
|
C1
|
Dada1
|
Coklat/merah
|
V1
|
Dada1
|
Putih/kuning
|
C2
|
Dada2
|
Coklat/kuning
|
V2
|
Dada2
|
Putih/hijau
|
C23
|
Dada3
|
Coklat/hijau
|
V32
|
Dada3
|
Putih/Coklat
|
C4
|
Dada4
|
Coklat/biru
|
V4
|
Dada4
|
Putih/Hijau
|
C5
|
Dada5
|
Coklat/oranye
|
V5
|
Dada5
|
Putih/Ungu
|
C6
|
Dada6
|
Coklat/ungu
|
V6
|
Dada6
|
2.
Setelah Elektroda terpasang kemudian
oprasikan EKG secara otomatis atau manual.
a. Otomatis
1.
Pilih oprasi pada posisi A, pada setiap
panel nya
2.
Tekan start/stop, maka alat EKG akan
beroprasi dengan sendirinya dengan
memeriksa komponen.
b. Manual
1.
Pilih operasi pada posisi M, pada setiap
panelnya
2.
Pilih LEAD EKG dengan cara menekan LEAD
dan FEED untuk mengubah sesuai kebutuhan, selamjutnya tekan tombol start/stop.
3.
Hal yang harus diperhatikan pada saat
menggunakan EKG.
a.
Pasien harus dalam keadaan rileks sebab
dalam keadan stress/batuk/bersin akan mempengaruhi tampilan pada EKG.
b.
Penggunaan EKG krim harus secukupnya,
Jangan terlalu banyak atau sedikit.
c.
Jauhkan pasien dan EKG dari peralatan
yang menimbulkan gelombang induksi elektromagnetik.
d.
Pastikan peralatan menggunakan
arde/grounding.
IV.
Landasan Teori
Arus
listrik yang dihasilkan otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi
menyebar ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh.
Aktivitas listrik yang mencapai permukaan tubuh dapat dideteksi dengan pencatat
yang menghasilkan elektrokardiogram. Teknik ini dikembangkan oleh ilmuwan
jerman William Einthoven. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
mengimplementasikan EKG, yaitu yang pertama adalah EKG adalah rekaman mengenai
sebagian aktivitas listrik yang diinduksi oleh jantung yang mencapai permukaan
tubuh, bukan rekaman langsung aktivitas jantung yang sebenarnya. Yang kedua adalahrekaman
kompleks yang menggambarkan penyebaran keseluruhan aktivitas di jantung selama
depolarisasi dan repolarisasi. Yang ketiga adalah rekaman mencerminkan
perbandingan voltase yang terdeteksi oleh elektroda di dua titik yang berbeda
di tubuh. Elektroda secara bebas dapat dipandang sebagai mata yang melihat
aktivitas listrik dan memindahkannya ke rekaman yang dapat dilihat.Untuk
menghasilkan rekaman standar, rekaman EKG terdiri dari dua belas sistem
elektroda atau yang disebut lead. Kedua belas lead itu masing-masing merekam
aktivitas listrik di jantung dari lokasi yang berbeda. Enam lead di bagian
ekstrimitas dan enam lead dada di tempat sekitar jantung.EKG normal
memperlihatkan tiga bentuk gelombang, yaitu gelombang P yang mewakili
depolarisai atrium, kompleks QRS yang mewakili depolarisai ventrikel dan
gelombang T yang mewakili repolarisasi ventrikel.Karena aktivitas listrik
memicu aktivitas mekanis, maka kelainan aktivitas listrik biasanya disertai
dengan kelainan aktivitas kontraktil jantung. Evaluasi terhadap pola EKG dapat
memberikan informasi yang berguna mengenai status jantung. Deviasi utama yang
dapat diketahui melalui elektrokardiografi di antaranya kelainan kecepatan,
kelainan irama, flutter atrium, fibrilasi atrium, fibrilasi
ventrikel dan blok jantung. Gelombang EKG abnormal juga dapat digunakan sebagai
penanda dalam mengenali dan menilai miopati jantung (kerusakan otot jantung).
V.
Hasil Pengamatan
Dari pemeriksaan yang dilakukan kepada praktikan didapatkan hasil sebagai
berikut:
Di
indikasikan Anemia, untuk ukuran darah normal adalah > HR-70
|
|
|
Normal
calibrasi adalah 1mV
|
Ritme
jantung pada awal tidak normal. di asumsikan kondisi praktikan sedang sakit.
Ritme jantung tidak normal disebabkan
peraktikan perokok, seperti pada gambar hasil EKG ketidak teraturan praktikan
mengambil dan mengeluarkan napas, karena gelombang P diikuti
kompleks QRS dan Gelombang T
dengan tinggi lengkungan QRS yang tidak sempurna.
|
|
|
Denyut
nadi pada kaki tidak normal,
bisa di simpulkan kaki jarang
di gerakan sehingga otot-otot pada kaki kaku.
|
VI.
Pembahasan
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian
yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti
"menulis". Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik
yang penting.
·
EKG
kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia).
Elektrokardiogram
tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG
dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilita elektrokardiogram
merupakan tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung.
Tes tersebut merekam aktivitas listrik dari jantung, dan pada batas tertentu,
mengidentifikasi jika ada peredaran atau aliran darah yang tidak normal. EKG
memberikan gambaran ukuran dan bentuk hati dengan baik. Jantung adalah salah
satu organ otot paling besar dan di bagi menjadi empat bilik. Bilik atas
disebut atrium kanan dan kiri, dan bilik bawah adalah ventrikel kanan dan kiri.
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh lewat
hidung atau mulut akan tergabung dengan darah dari paru-paru. Lalu, darah
tersebut bergerak dari paru-paru ke pembuluh darah pulmonari dan ke atrium
kiri. Lalu, dipompa ke ventrikel kiri dan melewati aorta, di mana oksigen
didistribusikan ke jaringan dan sel.
Karena oksigen terdistribusi dan
digunakan oleh tubuh, karbon monoksida menyatu dengan darah untuk
mengeliminasi. Pasokan kembali ke jantung melalui atrium kanan dan lanjut ke
ventrikel kanan, di mana akan mengalir ke arteri pulmonari yang terhubung
dengan paru-paru. Paru-paru mengeluarkan karbon dioksida, sementara oksigen
masuk ke aliran darah.
Agar jantung dapat memompa darah
melewati bilik maka dibutuhkan rangsangan listrik. Segala interupsi pada
siklusnya dapat menyebabkan beragam gejala dan kondisi kardiovaskular. Masalah
yang memengaruhi bilik atau bagian jantung lainnya dapat memberi dampak pada
aliran darah.
Mengetahui
EKG yang normal dan abnormal
1. Calibrasi
Normal calibrasi adalah 1mV (10
kotak kecil / 2 kotak besar)
2. Ritme
Normal ritme jantung adalah
50-100x/menit *guideline terbaru. Irama sinus :
adalah irama gelombang P dikuti komplek QRS dan gelombang T
-sinus rhytm :
berarti detak jantung diantara 50-100x/menit
-sinus takikardi : berarti detak jantung >100x/menit
-sinus bradikardi : berarti detak jantung kurang dari
50x/menit
-sinus aritmia : berarti detak jantung berubah setiap detik
3. Rate
Yang paling mudah menggunakan rumus 1500/Jumlah
kotak kecil antara gel. R - R
4. Gelombang P
Normal : Tinggi 1-3 kotak kecil
Positif pada lead I, II, aVF
Normal : Tinggi 1-3 kotak kecil
Positif pada lead I, II, aVF
5. PR Interval
Normal: Durasi 3-5 kotak kecil
Normal: Durasi 3-5 kotak kecil
6. QRS axis (menggunakan gelombang QRS)
- -Axis normal : Lead I dan aVF (+)
-Menyimpang ke kanan : Lead I (-) dan aVF (+)
-Menyimpang ke kiri : Lead I (+) dan aVF (+)
-Menyimpang ke kanan yang hebat: Lead I dan aVF (-)
*(+) : naik ke bawah, (-) : turun ke bawah
-Menyimpang ke kanan : Lead I (-) dan aVF (+)
-Menyimpang ke kiri : Lead I (+) dan aVF (+)
-Menyimpang ke kanan yang hebat: Lead I dan aVF (-)
*(+) : naik ke bawah, (-) : turun ke bawah
7. Gelombang QRS
Tinggi : 5-20 kotak kecil
Durasi : 1,5-3 kotak kecil
Tinggi : 5-20 kotak kecil
Durasi : 1,5-3 kotak kecil
8. QT Interval
Durasi < 10 kotak kecil
Durasi < 10 kotak kecil
9. Bentuk QRS
10. Gelombang U => tanda hipokalemi
Normal : tidak ada/tidak muncul
11. ST segment
Normlanya isoelektrik (sejajar/menyentuh garis
merah) atau < 1 kotak kecil
12. Gelombang T
-Positif (+) pada Lead I, II, V3-V6
-Negatif (-) pada Lead aVR
*(+) : naik ke bawah, (-) : turun ke bawah
-Positif (+) pada Lead I, II, V3-V6
-Negatif (-) pada Lead aVR
*(+) : naik ke bawah, (-) : turun ke bawah
VII. Simpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan EKG yang dilakukan
kepada praktikan maka diperoleh simpulan bahwa praktikan di indikasikan Anemia
karena ukuran darah praktikan HR<70 Sedangkan Ukuran darah Normal HR> 70.
Ritme
jantung pada awal tidak normal. di asumsikan kondisi praktikan sedang sakit. Ritme
jantung tidak normal disebabkan
peraktikan perokok. Sehingga menyebabkan ketidak teraturan praktikan mengambil dan mengeluarkan
napas, karena
gelombang P diikuti kompleks QRS dan Gelombang T dengan tinggi lengkungan QRS yang tidak sempurna. Denyut
nadi pada kaki tidak normal,
bisa di simpulkan kaki praktikan jarang
di gerakan sehingga otot-otot pada kaki kaku.
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood,Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC.`
Komentar
Posting Komentar